La vie en rose

La vie en rose

Tuesday, October 12, 2010

seindah mimpi yang nyata

Aku terbangun dari tidur yang tidak nyenyak
tersadar dengan kepahitan, lalu terbius dengan kalimat syahdu
disana tidak ada harmoni, ataupun aroma, melainkan suara bisu dari seorang pengedara kuda kerajaan
bukanlah bidadari, bukan pula pangeran tapi iringan pengantin cukup memuja kerinduan

Mereka perdengarkan nyanyian mahligai cinta
karunia setinggi langit dan seluas samudra di perlihatkan
namun nafas tetap sesak akan sesuatu yang tidak aku mengerti kenapa bisa begitu
dan tinggalah aku disini menyusul kerinduan semenjak mimpi tadi

Mungkin nanti ada jawabnya, waktu bak pengantin suci yang ditunggu lebih dari abad
dan kemudian akan dipertemukan oleh penguasa alam seperti biasanya
bilakah tidak, maka tidak akan ada air mata pilu lagi, 
karena air itu sudah menjadi berlian di dasar laut yang tidak berdasar

Maka biarkan aku sedikit terlambat menyusul
dan tutup saja tirainya bila matahari sudah mulai agak terbenam
lalu malam kita sambut dengan dongeng-dongen
di pagi hari pasti akan terasa terbangun dari surga
Selamat malam Gadis 
Semoga Allah yang Esa selalu memberi Hidayah, amen